Risiko Tinggi Kehamilan di Usia Muda – Pada masa remaja atau usia belia yang belum dewasa memang membutuhkan bimbingan dan pengawasan terlebih untuk anak perempuan. Sebab dengan perkembangan gaya hidup zaman modern dan kemudahan akses informasi, dapat menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya pergaulan bebas dan kehamilan di usia remaja atau muda.
Hal tersebut tentu tidak diinginkan oleh orang tua atau perempuan yang masih di bawah umur tersebut untuk terjadi. Padahal, kehamilan di usia muda, khususnya di bawah usia 20 tahun, seringkali mendatangkan berbagai masalah dan risiko kesehatan yang mempengaruhi baik ibu maupun bayinya.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, kehamilan pada usia muda atau remaja dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius sebab bisa berdampak pada kesehatan anak perempuan yang terkait, sosial, hingga ekonomi.
Melansir laman Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, bahwa berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019, diketahui bahwa 46,1% wanita Indonesia mengalami kehamilan pertama sebelum usia 20 tahun.
Hal tersebut tentu bisa menimbulkan risiko buruk bagi yang mengalaminya. Lantas, apa saja risiko tinggi kehamilan di usia muda? Yuk, simak jawabannya melalui ulasan lengkap di bawah ini.
Baca Juga: Bolehkah Hamil Muda Makan Salak? Cari Tahu Jawaban dan Fakta Jelasnya!
Apa yang Dimaksud Kehamilan Berisiko Tinggi di Usia Muda?
Kehamilan berisiko tinggi di usia muda merujuk pada kondisi kehamilan yang terjadi pada remaja atau wanita yang berusia di bawah 20 tahun, di mana kondisi fisik, emosional, dan sosial mereka menghadirkan risiko kesehatan yang lebih besar baik bagi calon ibu muda maupun bayi.
5 Risiko Tinggi Kehamilan di Usia Muda dan Dampaknya
Kehamilan usia muda, terutama pada remaja atau wanita yang berusia di bawah 20 tahun, seringkali menghadapi risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan pada usia yang lebih matang. Berikut sejumlah risiko tinggi yang bisa terjadi pada kondisi hamil di usia muda:
1. Kondisi Risiko Komplikasi Kesehatan Fisik
Munculnya Pre-eklampsia dan Eklampsia
Pre-eklampsia dan eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang bisa sangat serius dan cenderung lebih umum terjadi pada ibu muda, terutama mereka yang berada di bawah usia 20 tahun. Pre-eklampsia adalah gangguan yang terjadi selama kehamilan dan periode pascamelahirkan, Hal ini ditandai oleh hipertensi (tekanan darah tinggi) dan proteinuria (protein dalam urin) setelah minggu ke-20 dari gestasi.
Eklampsia merupakan tahap lanjut dan lebih parah dari pre-eklampsia dan ditandai dengan kejang. Eklampsia adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera karena dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
Berisiko Persalinan Prematur
Kehamilan di usia muda lebih berisiko melahirkan bayi sebelum waktunya, yang bisa mengakibatkan komplikasi bagi bayi, seperti masalah pernapasan, pencernaan, dan gangguan pengaturan suhu tubuh.
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dari ibu usia muda sering memiliki berat lahir yang lebih rendah (BBLR), yang bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang bagi bayi seperti masalah pertumbuhan dan perkembangan, masalah pernapasan, masalah neurologis, hingga masalah metabolik.
Melansir laman Web MD, kehamilan di usia muda mempunyai risiko lebih tinggi untuk mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah. Bayi prematur cenderung memiliki berat badan kurang dari yang seharusnya. Hal ini salah satunya karena bayi memiliki waktu yang lebih sedikit di dalam rahim untuk bertumbuh
2. Risiko Kesehatan Mental
Timbulnya Rasa Depresi dan Tekanan Batin
Bagi wanita muda yang belum siap untuk mendapati kenyataan mengalami kehamilan, dirinya bisa mengalami stres emosional yang lebih besar, termasuk depresi, kecemasan, dan tekanan batin, baik selama maupun setelah kehamilan.
3. Risiko Sosial dan Masa Depan
Karir dan Pendidikan Menjadi Terhambat
Risiko tinggi kehamilan di usia muda juga bisa berdampak pada karir dan pendidikan mereka. Sebab pendidikan akan menjadi terhambat karena bisa dikeluarkan sekolah atau karir menjadi terputus karena tempat kerja tidak menerima pegawainya mengalami kehamilan di masa bekerja.
Hal ini juga bisa berdampak pada masa depan anak yang mungkin memiliki cita-cita tertentu untuk digapai yang menjadi pupus karena adanya kehamilan tidak terduga. Dengan demikian memang kehamilan di usia muda atau dini dapat berdampak pada karir atau pendidikan.
Melansir laman Nationwide Childrens, faktanya bahwa remaja yang sedang hamil atau membesarkan bayi mengalami kesulitan menyelesaikan sekolah. Hanya 3% remaja yang memiliki bayi menerima ijazah perguruan tinggi sebelum usia 30 tahun.
Sering Terjadi Pengucilan Secara Sosial
Mengalami kehamilan di usia muda umumnya akan dianggap sebagai aib oleh masyarakat di Indonesia. Maka dari itu, sering terjadi pengucilan pada wanita muda di bawah 20 tahun yang mengalami kehamilan di luar nikah dengan minimnya dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan yang sebenarnya penting untuk membantu melewati fase kehamilan dan perawatan bayi.
4. Risiko pada Bayi
Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi pada Bayi
Bayi yang lahir dari ibu muda memiliki risiko lebih tinggi mengalami beberapa masalah kesehatan jangka panjang dan keterlambatan dalam perkembangannya. Bayi dari ibu muda lebih sering mengalami berat lahir rendah dan kelahiran prematur, yang keduanya bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan fisik serta neurologis bayi.
Hal inilah yang bisa berdampak jangka panjang bagi kesehatan bayi yaitu keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan, masalah belajar, dan kesulitan dalam perilaku sosial dan emosional. Selain itu, bayi juga bisa mengalami masalah pernapasan, kesehatan jantung, dan metabolik tubuh.
5. Risiko Menimbulkan Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita
Kemungkinan Cedera saat Persalinan
Risiko tinggi kehamilan di usia muda selanjutnya yaitu pelvis remaja (struktur tulang panggul pada remaja) yang belum sepenuhnya berkembang dan belum matang dapat meningkatkan risiko trauma fisik selama persalinan, seperti robekan jaringan dan luka cedera lainnya, yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi jangka panjang.
Baca Juga: Bun, Wajah Kusam saat Hamil Muda? Yuk Cek Fakta, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!
Jaga Kondisi Kesehatan Kehamilan dengan Asupan Nutrisi Lengkap untuk Ibu Hamil dengan Fitbumin Feber
Kehamilan di usia muda, khususnya di bawah usia 20 tahun memang tidak dianjurkan dan memiliki beragam risiko tinggi yang bisa berdampak ke dalam berbagai aspek seperti kesehatan fisik, mental, sosial dan masa depan, kesehatan calon bayi, hingga kondisi kesehatan reproduksi wanita itu sendiri.
Meski merupakan sesuatu yang tidak diinginkan, hal ini bisa saja terjadi pada lingkungan sekitar kita. Jika sudah kejadian, sebaiknya wanita muda yang bersangkutan dan keluarga tetap menjaga kondisi kesehatan kehamilan dan janin secara maksimal agar risiko dampak buruknya dapat ditekan.
Asupan nutrisi yang baik dan lengkap menjadi salah satu kunci dalam menjaga kondisi kesehatan kehamilan. Untuk itu, Fitbumin Feber hadir sebagai suplemen penambah nutrisi ibu hamil yang kaya akan asam folat, zat besi, omega-3, protein dan serat yang memang dibutuhkan selama masa kehamilan.
Fitbumin Feber mengandung bahan alami seperti ekstrak bayam, ekstrak rumput laut dan ekstrak ikan gabus yang membantu melengkapi kebutuhan nutrisi ibu hamil. Keunggulan lain, Fitbumin Feber memiliki kandungan protein dan albumin tinggi untuk mencegah pre-eklamsia, dan serat tinggi dari ekstrak rumput laut untuk mencegah konstipasi pada masa kehamilan.
Itulah ulasan mengenai 5 risiko tinggi kehamilan di usia muda dan dampaknya yang bisa Bunda pahami. Untuk membeli Fitbumin Feber, Bunda bisa langsung saja klik pada gambar produk atau melalui tautan link pembelian Fitbumin Feber secara daring di market place berikut ini.
Segera beli Fitbumin Feber sebab ada diskon promo bulan ini yang bisa didapatkan untuk membantu menjaga kesehatan kehamilan dan janin di dalam kandungan secara optimal baik usia muda atau dewasa.